Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menggali Panggilan "Carilah TUHAN"

Mungkin kita berpikir bahwa saya sudah lama percaya kepada Tuhan dan sudah menemukan Tuhan, jadi tidak perlu lagi untuk mencari Tuhan.

Mencari Tuhan hanya cocok untuk orang-orang yang belum percaya, apakah kesimpulan demikian sudah tepat?

Carilah Tuhan

Mari kita gali makna yang terkandung dibalik panggilan "carilah TUHAN".

Yesaya 55:6 (TB) Carilah TUHAN selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat! 

Makna kata "carilah TUHAN" dalam ayat diatas adalah panggilan untuk bertobat atau berbalik kepada TUHAN.

Konteks dekatnya dapat dilihat diayat yang ke 7.
Yesaya 55:7 (TB) Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya. 

Seruan ini sama dengan seruan nabi Amos;
Mari kita lihat pola yang serupa berikut ini.

Amos 5:4 (TB) Sebab beginilah firman TUHAN kepada kaum Israel: "Carilah Aku, maka kamu akan hidup! 

Bandingkan dengan:

Amos 5:14 (TB) Carilah yang baik dan jangan yang jahat, supaya kamu hidup; dengan demikian TUHAN, Allah semesta alam, akan menyertai kamu, seperti yang kamu katakan. 

Berbeda dengan apa yang diungkapkan Mazmur berikut ini

Mazmur 105:4 (TB) Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, 
carilah wajah-Nya selalu! 

Makna kata "Carilah TUHAN" disini bukan panggilan untuk meninggalkan kejahatan seperti seruan nabi Yesaya dan Amos kepada umat Israel.

Tetapi makna kata Carilah TUHAN disini adalah panggilan keintiman dengan TUHAN.

Mari kita lihat bagaimana kalimat Mazmur ini dirangkai sedemikian rupa.
Baris pertama: Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, 
Gagasan utama dari baris pertama ini dijelaskan dalam baris kedua; "carilah wajah-Nya selalu!"

Pola ini muncul pula dalam ayat-ayat selanjutnya, misal;

Mazmur 105:5 (TB) Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, 

Gagasan dari "perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya," diperjelas dalam baris selanjutnya sebagai, "Mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya.

Inilah yang dinamakan pola paralelisme yang sering digunakan dalam menelaah puisi Alkitab.

 Kesimpulan: 

Dalam ayat-ayat Alkitab seperti Yesaya 55:6, seruan "Carilah TUHAN" menjadi panggilan penting untuk bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Konteks dekatnya, seperti yang terlihat dalam Yesaya 55:7, menunjukkan bahwa panggilan ini juga berarti meninggalkan jalan-jalan fasik dan rancangan jahat.

Namun, kita juga melihat variasi dalam makna "Carilah TUHAN" dalam ayat-ayat lain. Dalam Amos 5:4, panggilan ini dihubungkan dengan hidup; mencari Tuhan berarti mendapatkan kehidupan. Dalam Amos 5:14, panggilan tersebut dihubungkan dengan memilih yang baik dan meninggalkan yang jahat.

Mazmur 105:4 membawa dimensi keintiman dengan Tuhan dalam pemahaman "Carilah TUHAN." Ini bukan hanya tentang meninggalkan kejahatan, tetapi juga tentang mencari wajah-Nya dengan penuh keintiman. Pola paralelisme dalam Mazmur menunjukkan bahwa memahami perbuatan ajaib Tuhan juga merupakan bagian dari pencarian yang intim.

Dengan demikian, panggilan untuk "Carilah TUHAN" mengandung berbagai nuansa, termasuk pertobatan, hidup yang benar, dan keintiman yang mendalam. Melalui pemahaman ini, mari kita merenungkan dan merespons panggilan-Nya dalam setiap aspek kehidupan kita.