Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Renungan Firman Tuhan Kejadian 12:1-9

Renungan Firman Tuhan Kejadian 12:1-9–Pasal 12 ini merupakan babak baru tentang bagaimana Allah berurusan dengan manusia. Dari pasal 12-50 kitab Kejadian ini kita melihat bagaimana Tuhan berurusan dengan Abram dan keturunannya.

Kejadian 12:1-9
Gambar hanya sebagai ilustrasi

Allah memanggil Abram untuk keluar dari tanah kelahirannya kesuatu negeri yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya.

Abram adalah seorang penyembah berhala ketika ia masih hidup bersama dengan orang tuanya di Ur Kasdim. Yosua 24:2-3. Akan tetapi Abram memperlihatkan imannya ketika Tuhan memanggilnya.

1. Firman melahirkan iman (Kejadian 12:1-3)

Allah berfirman kepada Abram, dan memberikan janji-janji kepadanya.firman yang datang kepada Abram telah merubah hidupnya sehingga ia berbalik dari hidup lama untuk berjalan bersama Tuhan.

Lewat mendengar firman iman timbul  dan itulah firman Allah yang berkuasa dan berdaya cipta. Roma 10:17.

2. Iman Menuntun Seseorang Kepada Ketaatan. Kejadian 12:4-6.


Iman bukan hanya sampai pada suatu keyakinan saja. Iman adalah mempercayai Tuhan dan bertindak sesuai kehendak Tuhan.

Dikatakan bahwa Abram berbuat seperti yang difirmankan TUHAN. Kejadian 12:4.
Hal itu menunjukkan ketaatan Abram kepada Allah. Ibrani 11:8.

Iman sejati akan selalu menuntun kepada ketaatan, sebab iman tanpa ketaatan sama halnya dengan iman tanpa perbuatan adalah mati. Yakobus 2:14.

3. Ketaatan Menuntun Seseorang Kepada Berkat. Kejadian 12:7-9.


Disini tidak diceritakan bagaimana situasi dan kondisi perjalanan Abram sampai ia tiba disuatu tempat dekat Sikhem.

Tentu perjalanan yang dilalui Abram tidaklah mudah namun kita diberitahu bahwa Allah menemui Abram ketika ia telah sampai ditempat itu.Kejadian 12:7.

Hal yang menarik adalah Allah selalu berjalan mendahului kita untuk memimpin dan meneguhkan langkah kita.

Sejak saat itu hidup Abram selalu ditandai dengan "Mendirikan Mezbah" sebagai bentuk ekspresi penyembahan kepada Allah. 

Juga kehadiran sebuah "kemah" yang menggambarkan kesadarannya bahwa ia seorang perantau atau musafir di bumi.

Seperti yang dikatakan penulis Ibrani bahwa Abram merasa sebagai seorang asing ditanah yang dijanjikan itu, sedangkan hatinya tertuju kepada suatu kota yang dibangun oleh Allah sendiri. Ibr 11:9-10.

Berkat tidak harus dipandang sebagai hal-hal materi saja, pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam hidup kita merupakan berkat yang luar biasa.

Apakah kita telah hidup dalam iman?
Jika kita hidup dalam iman kita akan berpikir, berkata dan mengambil keputusan-keputusan berdasarkan firman Tuhan.

Iman sejati akan bersabar dalam pengharapan menantikan janji Allah. Iman juga akan selalu menaati Tuhan apapun konsekuensinya.