Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbahagia Didalam Pencobaan

Berbahagia Didalam Pencobaan - Sebagai orang percaya kita seringkali juga tidak terhindar dari pergumulan ataupun masalah.

Kalau kita melihat pengalaman gereja mula-mula yang dicatat didalam Kisah Para Rasul mereka justru seperti tidak mendapatkan kenyamanan sedikitpun, teraniaya oleh karena iman mereka, dan menjadi pelarian untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Hari ini mungkin kita tidak mengalami pencobaan seperti jemaat mula-mula, namun sebagai orang percaya kitapun tidak terhindar dari masalah tantangan atau pergumulan, singkatnya kita masih menghadapi berbagai pencobaan dalam hidup ini.

Apa yang dibutuhkan orang percaya ketika ada dalam pencobaan?

Hal yang paling dibutuhkan ketika kita ada dalam pencobaan adalah hikmat Ilahi. Itulah sebabnya kita perlu meminta Hikmat Ilahi (Yak 1:5).

Inilah hal pertama yang harus menjadi tindakan orang percaya ketika diperhadapkan dengan pencobaan yaitu berdoa meminta hikmat. 

Dan permohonan yang disampaikan kepada Allah harus sampaikan dalam iman. Yak 1:6. Orang yang berdoa dalam iman adalah orang yang tidak bimbang.

Kebimbangan tidak mungkin bersatu dengan iman. Kebimbangan tanda tidak adanya iman dan orang yang bimbang tidak akan mendapatkan sesuatu dari Tuhan.(Yak 1:6-7). 

Hikmat yang dari Allah tidak sama dengan hikmat yang dari dunia ini. Hikmat Ilahi itu pertama-tama murni, pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik. Yak 3:17.

Melalui hikmat Ilahi maka seseorang akan dapat memandang pencobaan dari sudut pandang Allah. 

Alkitab menyebutkan disini Yak 1:3 bahwa maksud dari ujian adalah menghasilkan ketekunan, yaitu kesabaran yang berkelanjutan, daya tahan yang terus menerus sampai pada kesempurnaan.

Ketika kita mengerti dan memahami maksud ilahi dibalik pencobaan itu maka, kita dapat tenang dan bersukacita ditengah pencobaan. Kita dapat berbahagia didalam pencobaan. Yak 1:2.