Pemulihan Hati Bapa
Mengutip laman dot.com, Indonesia menempati Peringkat 3 dunia, sebagai negara Fatherles terbesar di dunia,
fatherless merupakan kondisi di mana seorang anak tidak merasakan kehadiran sosok ayah, baik secara fisik maupun psikis.
Fatherless itu adalah si ayah sebetulnya ada. Jadi si anak itu punya ayah, tapi kehadirannya secara fisik maupun secara psikologis itu sangat minim,"
Tuhan berbicara melalui Maleakhi bahwa jika hati bapa-bapa tidak berbalik kepada anak-anaknya, dan sebaliknya, maka Tuhan akan memukul bumi sehingga musnah (Mal 4:6)
Apa yang membuat hati anak-anak bermasalah dengan bapaknya, adalah karena bapak-bapak tidak memiliki gambaran yang benar tentang bapaknya dimasa yang lalu, akhirnya dia juga menjalankan peran bapa yang tidak sesuai dengan Bapa yang di surga.
Ketika gambaran tentang bapak didunia ini rusak maka gambaran kita tentang Bapa di surga juga akan rusak. Ini merupakan strategi iblis yang dia lakukan sejak ditaman Eden. Iblis berusaha merusak citra Allah Bapa yang baik kepada manusia pertama (Kej 3:1-5).
Akhirnya Adam dan Hawa berhasil dibujuk iblis sehingga mereka memiliki gambaran yang buruk tentang Bapa di surga.
Sebagian kita mungkin pernah memiliki gambaran dan pengalaman yang kurang baik tentang bapak kita di dunia ini.
Sehingga akhirnya pengalaman itu kita teruskan kepada anak-anak kita, dan tanpa kita sadari kita juga sedang mempersiapkan anak-anak kita untuk mewarisi hal yang sama apabila mata rante ini tidak kita putuskan.
Karena kita terlanjur memiliki gambaran yang buruk tentang bapak kita di dunia ini, maka akhirnya kita juga sulit untuk memiliki keintiman dengan Bapa kita di surga.
Untuk itu gambaran kita tentang Bapa disurga harus dipulihkan.
Alkitab memberikan gambaran yang jelas bahwa Allah bukan hanya pencipta tetapi Dia juga adalah Bapa.
Dia adalah Bapa yang Berotoritas.
Bapa di surga memiliki otoritas tetapi tidak menggunakan otoritas itu secara otoriter, garang dan mau menang sendiri tetapi untuk mengayomi dan melindungi(Mat 7:11; 6:8) bd Mzm 68:6.
Bapa yang berotoritas tentu juga akan mendisiplin anak-anak Nya bukan dengan kemarahan atau kebencian tetapi dengan kasih, Why 3:19.
Seorang bapak yang menggunakan otoritas nya secara salah membuat anak-anak hidup dalam ketakutan, tekanan, terluka dan rasa tidak aman. (Kol 3:21).
Bapa disurga adalah Bapa yang dapat dipercaya
Dia bukan tipe Bapa yang suka ingkar janji dan berdusta (Yos 21:45; Bil 23:19, Mzm 12:7-8).
Seorang anak sangat percaya dan membanggakan bapaknya tetapi ketika dia sering dibohongi maka anak akan menjadi ragu-ragu dan tidak percaya.
Bapa di surga sangat menghargai anak-anak Nya.
Dia bukan tipe Bapa yang suka menghina, merendahkan dan tidak tahu menghargai. (Yes 43:4).
Banyak anak-anak yang tidak pernah mendapat pujian dari bapaknya, sering diremehkan dan mungkin bahkan dianggap tidak berarti, akhirnya anak-anak menjadi minder dan merasa tidak berharga Sehingga tidak jarang mereka jadi membenci dirinya sendiri.
Dia adalah Bapa yang baik dan penyayang
seperti seorang bapak sayang kepada anak-anak nya, demikianlah TUHAN sayang kepada orang-orang yang takut akan Dia (Mzm 103:13).
Bapa yang baik tahu dan paham kelemahan kita, Mzm 103:14 bd ayt 8-12.
Bapa di surga bukan tipe pendendam, cepat marah, yang suka menghukum anak-anak Nya tanpa ampun.
(Pernahkah kita menghukum anak kita, sampai mereka berteriak-teriak, ampun pak, ampun pak dan kita tidak mempedulikannya? atau mungkin kita sebagai orang tua pernah mengalami perlakuan itu dari bapak kita sebelumnya?)
Ketahuilah Bapak kita yang di surga tidaklah demikian, Dia penyayang dan pengasih. Panjang sabar dan kasih setia Nya berlimpah-limpah.