Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tanpa Kasih Hidup Ini Tidak Ada Faedahnya

 Banyak orang yang beranggapan bahwa karunia-karunia sebagai segalanya atau yang paling utama.

Memiliki karunia rohani itu penting, tetapi ada yang melampaui hal itu adalah kasih. Dan Paulus mendorong setiap orang percaya untuk mengambil jalan itu (1Kor 12:31)

Paulus menjelaskan kepada jemaat di Korintus, bahwa semua kemampuan dan keahlian jikalau tanpa kasih maka itu tidak ada artinya.

Kasih, Charity



Bahkan kalaupun seseorang dapat bernubuat, dan menyingkap berbagai rahasia/misteri tetapi jikalau orang itu tidak memiliki kasih, maka tidak ada gunanya.

Seseorang boleh saja memiliki segudang pengetahuan dan pengalaman, tetapi tanpa kasih tidak ada gunanya.

Mungkin ia seorang yang begitu luar biasa karena memiliki iman yang dapat memindahkan gunung, tetapi tanpa memiliki kasih itupun tidak ada gunanya.

Juga sekalipun seseorang begitu dermawan dan rela mengorbankan apapun, tetapi jikalau ia tidak mempunyai kasih, maka semuanya itu tidak ada faedahnya (1Kor 13:1-3).

Jadi kalaupun seseorang mempunyai segalanya dalam hidupnya, tetapi jika ia tidak mempunyai kasih, maka sedikitpun tidak ada faedahnya.

Apa kasih itu?
Dalam 1Kor 13:4 menjelaskan tentang kasih itu.

Kasih itu sabar; Kesabaran adalah wujud pertama dari kasih.

Orang yang sabar tidak lekas marah, karena hal itu adalah kebodohan (Ams 14:17). Orang yang cepat marah itu berlaku bodoh, sebab kemarahan dapat menjebak seseorang melakukan kesalahan-kesalahan (Pkh 10:4; Ams 14:29)

Selanjutnya Amsal menyebutkan bahwa orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai diri melebihi orang yang merebut kota (Ams 16:32).

Kota pada zaman dulu biasanya dikelilingi dengan benteng sebagai pertahanan menghadapi serangan musuh dan kesabaran adalah benteng pertahanan menghadapi serangan musuh yaitu iblis, Ams 25:28.

Orang yang lekas marah akan menjadi sasaran empuk dari sijahat, kemarahan mendekatkan seseorang kepada dosa (Mzm 37:8; Kej 4:6-7).

Orang yang sabar juga berarti mempunyai ketabahan dan tidak gampang membalas.
Hal itu juga sejajar dengan ayat 5, tidak pemarah, tidak menyimpan kesalahan orang lain. Itu juga berarti sabar menanggung segala sesuatu (ayat 7b) Bd Yak 1:12.

Jadi orang yang sabar adalah ia yang tidak lekas marah, dapat menguasai diri, tidak mudah tersinggung dan putus asa. Ia tekun bahkan ketika dalam penderitaan, orang yang sabar akan menerima penyediaan Tuhan yang luar biasa (Yak 5:7-11).