Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Menghitung Hari Mazmur 90:12

Mazmur 90:12 (TB) Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.


Doa Musa ini adalah sebuah cerminan dari kesadarannya akan betapa rapuh dan lemahnya manusia. 

Hari-hari hidup manusia dibumi ini paling lama tujuh puluh sampai delapan puluh tahun, dan kebanggaannya hanya kesukaran dan penderitaan, (ayat 10).

Mazmur 90:12


Bila hari-hari manusia itu dihadapkan dengan kekekalan, betapa singkatnya masa hidup manusia itu (ayat 4).

Itulah sebabnya disingkatnya hidup itu Musa berdoa atas nama dirinya dan juga umat Allah bangsa Israel; 
ajar kami Menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijak sana (ayat 12).

Apa maksud dari ungkapan doa itu? Menghitung hari seperti apa yang ia maksudkan?

1. Bagaimana mereka menghabiskan hari-hari dan tahun-tahun hidup yang singkat itu?

Musa menyebutkan bahwa ia dan umatNya telah menghabiskan hari-hari hidupnya dalam Murka Allah, kesalahan dan hari-harinya habis dalam rintihan (ayat 7-9) 

Mengapa harus demikian hari-hari mereka? Ul 32:5-7 memberi jawaban akan hal itu.

Rupanya mereka berlaku busuk terhadap Tuhan dan disebut sebagai angkatan yang bengkok dan belat-belit.

Artinya adalah mereka menghabiskan hari-hari mereka sebagai bangsa yang berdosa dan tidak setia kepada Allah.

Sedangkan Allah, Dia adalah Gunung Batu yang pekerjaan-Nya sempurna, Allah yang setia...Ul 32:3-4.

2. Arti berikutnya dari menghitung hari-hari kami sedemikian, adalah sudahkah kami mempersiapkan hidup menghadapi hari kematian (Mzm 90:3-6).

Manusia seperti rumput, diwaktu pagi berkembang dan bertumbuh, diwaktu petang lisut dan layu.

Dan ketika Allah berkata, kembalilah hai anak-anak manusia, maka manusia kembali kepada debu.

Manusia tidak dapat menghindari hari kematian, hidup ini begitu singkat dan setiap hari bisa saja menjadi hari terakhir manusia ada didunia ini.

Dengan selalu menyadari hal ini, kiranya kita beroleh hati yang bijaksana.

Hati yang bijaksana adalah hati yang dipenuhi dengan hikmat dari sorga. Dengan hikmat itu seseorang semakin memiliki hati yang takut akan Allah.

Dengan hikmat itu juga, ia akan tahu dan mempersiapkan kehidupannya dengan baik untuk menghadapi hari kematiannya.

Aplikasi: 
* Bagaimana dengan hidup kita?
* Bagaimana kita menghabiskan tahun-tahun hidup kita yang singkat ini?
* Apakah kita sudah menghabiskan tahun-tahun kita dalam kesetiaan kepada Allah, dalam kebenaran dan kebaikan?
* Sudahkah kita mempergunakan waktu hidup kita untuk mempersiapkan diri menghadapi hari kematian?