Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jalan Yang Sempit dan Jalan Yang Lebar

TB Mat 7:12: "“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

Yesus disini menyebutkan tentang inti dari hukum taurat dan kitab para nabi.

Dia berkata; Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Pintu sesak, luaslah pintu

Mungkin kita pernah mendapat nasihat dari orang tua kita yang mirip dengan pernyataan Yesus diatas, seperti Jangan mencubit kalau kamu tidak ingin dicubit.

Sepintas sepertinya sama dengan apa yang Yesus katakan, tetapi sebenarnya dua pernyataan tadi memiliki perbedaan yang sangat besar.

Nasihat jangan mencubit kalau kamu tidak mau dicubit, ini belum cukup untuk membuat orang itu benar-benar tidak akan mencubit.

Misalnya si A menganut prinsip tadi sehingga ia tidak mau mencubit si B, tapi kalau si B tiba-tiba mencubit si A, maka otomatis si A akan melakukan tindakan yang sama ke si B, sebab dengan si B mencubit si A berarti secara tidak langsung berarti ia ingin dicubit.

Sedangkan prinsip yang Yesus ajarkan adalah;
Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.

Semua orang pasti menghendaki orang lain akan berbuat baik kepada dirinya, tentu tidak ada orang yang menghendaki perlakuan yang buruk dari sesamanya.

Tuhan Yesus tekankan dalam ajaran Nya disini, berbuatlah yang demikian juga kepada mereka. Lakukanlah hal-hal yang baik dan yang benar sebagai mana yang engkau kehendaki orang perbuat kepadamu.

Jadi kita memperlakukan tetangga kita, atau sesama kita bukan berdasarkan bagaimana mereka memperlakukan kita, ketika orang lain berbuat baik kepada kita, maka kita juga berbuat baik kepada orang tersebut, tetapi ketika orang lain tadi berbuat yang tidak baik, maka kita juga melakukan hal yang sama terhadap orang tersebut. Tentu bukan demikian, prinsip kebenaran yang Yesus ajarkan.

Yang benar adalah, kita memperlakukan orang lain atau sesama kita berdasarkan hal-hal baik yang kita harapkan, atau kehendaki terjadi atas diri kita, entah mereka baik dengan kita ataupun tidak.

Bukankah kita tidak menghendaki orang berbuat tidak baik kepada kita? karena kita tidak menghendaki hal itu, maka jangan kita berbuat yang tidak baik kepada siapapun.

Jadi Apa yang Yesus sebutkan dalam Mat 7:11 ini adalah perintah untuk melakukan kebaikan dan kebenaran tanpa memandang bagaimana perlakuan mereka terhadap kita. 

Apa yang Yesus ajarkan tersebut diatas, seandainya kita uraikan dalam beberapa aturan singkat bisa menjadi seperti yang dicatat dalam Za 7:9-10.

Dan kalau kita ringkas lagi maka itu adalah cara penghayatan dari hukum kasih yang Yesus ajarkan.

Ajaran itu digambarkan seperti pintu yang sesak dan jalan yang sempit. Artinya tidak mudah untuk menghidupi dan melakukan kebenaran itu, tapi bukan berarti tidak bisa. Sebab jalan yang sempit itu adalah jalan yang menuju kepada kehidupan dan hanya sedikit orang yang mendapatkan.

Sedangkan kalau kita mengikuti saja hawa nafsu dan kedagingan kita, pasti itu lebih mudah dan gampang. Tapi itulah jalan lebar yang menuju kepada kebinasaan dan banyak orang yang memilih jalan itu. 

Sebab banyak orang yang tidak bersedia untuk hidup dalam kasih. Bagaimana berbuat kasih kepada semua orang walaupun mungkin ada orang-orang yang mungkin mengecewakan kita. 

Jadi pilihan ada ditangan kita masing-masing, kita mau menempuh jalan yang sempit atau yang lebar.