Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Berbahagialah Orang Yang dianiaya

TB Mat 5:10-12: "Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga. Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu.”

Bagian ini dapat disebut sebagai Injil penderitaan. Alkitab mengajarkan bahwa penderitaan seorang yang percaya bukan suatu dosa, tetapi sebagai kebahagiaan atau berkat.

Bahagia, aniaya, kebenaran

Tuhan Yesus tidak berjanji bahwa akan menghindarkan murid-murid dari penderitaan, tetapi justru Dia berkali-kali mengingatkan murid-murid Nya mengenai penderitaan yang harus dialami mereka (Yoh 16:33; Mat 10:23; Yoh 15:20).

Kita lihat jemaat mula-mula juga mengalami penderitaan sampai mereka harus tersebar keberbagai tempat Kis 8:1b-3.

Rasul-rasul juga menderita dengan gembira karena Injil Kis 5:41.

Alkitab juga menyebutkan bahwa penderitaan adalah Anugerah Allah bagi orang percaya (Flp 1:29) itu artinya bahwa orang Kristen sejati pasti alami penderitaan karena Injil. Tidak mungkin murid Kristus tidak alami penderitaan Mrk 10:29-31.

Penderitaan karena kebenaran adalah tanda bahwa kita adalah bagian dari warga kerajaan Allah 2Tes 1:5,

Oleh sebab itu sebagai orang percaya kita harus siap sedia ketika penderitaan itu Tuhan ijinkan 1Pet 4:1; 4:12-16.

Jadi Injil dan penderitaan tidak mungkin dipisahkan. Injil tanpa penderitaan justru bukan Injil yang sejati, sebab Injil itu ibarat benih yang ditaburkan seorang penabur dimana selalu ada kekuatan yang berusaha menghambat atau mencuri benih itu agar tidak bertumbuh. Mat 13:20-21.

Kalaupun penderitaan itu dapat terjadi atas hidup orang percaya namun Tuhan Yesus telah berdoa agar Allah melindungi mereka dari yang jahat (Yoh 17:14-16).

Jadi Injil dan penderitaan adalah satu paket, begitu juga salib dan kemuliaan. Sebab tidak ada kemuliaan tanpa salib. 

Oleh karena itu kalau karena kebenaran kita menderita, dinista dan juga karena kebenaran kita harus sangkal diri pikul salib, berbahagialah dan bersukacitalah sebab upahmu besar disorga.