Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memecah Rahasia Kerajaan Seribu Tahun Milenium

Daftar isi

1. Apakah kata seribu itu bermakna harfiah atau simbolis?
2. Bagaimana dengan kebangkitan yang dilihat oleh Rasul Yohanes dari (Why 20:4)?
3. Bagaimana memahami pernyataan tentang diikatnya iblis?
4. Penutup
Bagaimana seharusnya kita memandang kerajaan seribu tahun atau milenium. 

Hal ini sepertinya menjadi sebuah misteri tersendiri sehingga ada berbagai paham seputar kerajaan milenium. 

Berikut ini kita akan mengurai rahasia dibalik kerajaan seribu tahun atau milenium tersebut. 
Kerajaan Milenium

Satu-satunya pasal yang memuat tentang pemerintahan Kristus selama seribu tahun adalah Wahyu 20:1-6. 


Dari ayat-ayat tersebut muncullah berbagai bentuk penafsiran mengenai pokok tersebut, untuk itu dibutuhkan kehati-hatian dalam memahami bagian ini.

1. Apakah kata seribu itu bermakna harfiah atau simbolis?

Pertama-tama kita perlu memperhatikan kata "seribu" disini. 

Sebagian orang memahami kata "seribu" ini secara literal atau harfiah. 

Sehingga munculah sebuah paham bahwa Kristus akan mendirikan kerajaan-Nya di Yerusalem dan memerintah selama seribu tahun dibumi ini. 

Untuk itu kita perlu tahu bagaimana cara memahami atau membaca kitab Wahyu, sebab didalam kitab Wahyu ini kita banyak menjumpai simbol-simbol, misalnya; 

Wahyu 1:20 (TB) Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Ku dan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaat dan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat." 

Jelas sekali bahwa bintang disini sama sekali tidak menunjuk kepada bintang dalam arti literal hurufiah, begitu juga dengan kaki dian, bukan menunjuk kepada kaki dian secara hurufiah. 

Kita juga masih akan menemukan banyak simbol dalam kitab Wahyu, seperti misalnya ular tua, naga, binatang dan lain sebagainya. 

Walaupun kata tujuh disini lebih tepat dipahami secara literal. 

Itu sebabnya dibutuhkan kehati-hatian dalam menentukan apakah suatu kata tersebut bermakna literal atau figuratif. 

Jika kata seribu dalam konteks ayat ini dipahami secara literal agaknya kita akan menemui adanya ketidak cocokan dengan bagian-bagian yang lain dari firman Tuhan. 

Misal dalam 1 Tes 4:17, dikatakan bahwa pada saat Tuhan Yesus datang kita akan diangkat menyongsong Tuhan diangkasa, dan selanjutnya dikatakan bahwa sejak saat itu dan seterusnya kita akan tinggal bersama-sama dengan Dia selamanya. 

Dari ayat ini jelas bahwa Tuhan akan datang satu kali dan langsung membawa orang percaya masuk dalam sorga. 

Dengan demikian sebaiknya kita tidak memahami kata seribu disini secara hurufiah sebagai urut-urutan waktu selama seribu tahun. 

Kata seribu tahun disini lebih tepat kalau diartikan sebagai suatu simbol atau sebuah lambang untuk menunjuk kepada hitungan waktu yang panjang, yang selanjutnya dikontraskan dengan kalimat "dilepaskannya iblis untuk sedikit waktu lamanya" (20:3). 

Jadi kata seribu disini bermakna simbolis yang menunjuk kepada waktu yang sangat panjang.

2. Bagaimana dengan kebangkitan yang dilihat oleh Rasul Yohanes dari (Why 20:4)?

Ayat 4 ini kemungkinan bahkan hampir dapat dipastikan belum merupakan kebangkitan secara fisik. 

Disini Yohanes melihat "jiwa-jiwa" mereka yang hidup kembali. 

Ini bisa saja adalah orang Kudus yang telah mati di zaman Yohanes hidup. Penglihatan ini sekaligus menjadi penghiburan bagi jemaat yang pada waktu itu hidup dalam aniaya yg sangat berat. 

Bukan tidak mungkin diantara mereka ada yang telah kehilangan anggota keluarga atau orang-orang yang mereka kasihi oleh karena mempertahankan iman mereka. 

Melalui penglihatan yang dilihat Rasul Yohanes ini maka iman jemaat pada waktu itu semakin teguh dan dikuatkan sebab sesungguhnya mereka tetap hidup (jiwa-jiwa mereka tidak dapat dibinasakan oleh manusia) yang berusaha melenyapkan orang-orang percaya pada waktu itu. 

Sehingga jemaat tidak harus takut dengan keadaan yang sedang mereka hadapi. Hal ini mengingatkan kita pada perkataan Tuhan Yesus; 

Matius 10:28 (TB) Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. 

Pernyataan Tuhan Yesus berikut ini juga lebih mempertegas tentang adanya kehidupan dibalik Kematian fisik. 

Lukas 20:37-38 (TB) Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 

Dengan membandingkan dan menghubungkan ayat-ayat tersebut maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa apa yg dilihat oleh Yohanes bukan sebuah peristiwa yang baru akan terjadi nanti seolah-olah pada waktu itu belum terjadi, tetapi sesungguhnya hal itu telah terjadi dan sedang terjadi di zaman Yohanes dan masih terus terjadi hingga zaman kita hari ini. 

Bahwa orang-orang percaya yang mati sesungguhnya jiwa mereka tetap hidup dan memerintah bersama dengan Kristus. 

Fakta selanjutnya melalui ayat 4 ini kita mendapatkan suatu gambaran tentang bagaimana suasana pemerintahan Kristus yang akan mencapai klimaksnya dan digelar secara sempurna di langit yang baru dan bumi yang baru. 

Dari penglihatan Yohanes ini kita mendapatkan gambaran tentang adanya orang-orang yang menduduki posisi sebagai hakim atau orang-orang yg diberi kuasa untuk menghakimi atau memerintah (bnd Luk 22:30). 

Bukan hanya itu tetapi ada juga yang akan memerintah sebagai raja bersama-sama Kristus, kemungkinan mereka adalah raja-raja kecil yang ditetapkan untuk mengepalai wilayah-wilayah tertentu didalam kerajaan Kristus. 

Hal ini sejajar dengan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus; 

Lukas 22:29 (TB) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, 

Makanya tidak heran kalau di ayat yg lain dikatakan;

Yudas 1:14-15 (TB) Juga tentang mereka Henokh, keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan."

3. Bagaimana memahami pernyataan tentang diikatnya iblis?

Diayat dua dikatakan iblis diikat, apa maksudnya? Di ikatnya iblis artinya dibatasi ruang geraknya. 

Lewat pemberitaan Injil di bumi ini semakin membuat iblis terdesak sedangkan kerajaan Allah semakin besar. 

Lalu dikatakan iblis dimasukkan kedalam jurang maut (abussos) lubang yang dalam atau neraka, dengan maksud supaya ia jangan lagi menyesatkan bangsa-bangsa. 

Dalam versy King James diterjemahkan "agar dia tidak menipu bangsa-bangsa lebih banyak lagi"

Jadi sinkron dengan ayat sebelumnya, iblis diikat atau dibatasi ruang geraknya. 

Mengenai dilemparkan kedalam neraka, di bagian lain firman Tuhan berkata bahwa 

Ibrani 2:14 (TB) Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut; 

Kata memusnahkan (dari kata Yunani katargeo yang berarti menjadikan tidak berlaku secara hukum atau mengakhiri. 

Jadi secara the jure iblis sudah diakhiri sudah dilemparkan kedalam neraka atau lubang yang dalam.

Walaupun dia juga masih berusaha menjatuhkan manusia kedalam dosa namun orang percaya seharusnya semakin kuat dalam menghadapi berbagai serangan dari iblis sebab sesungguhnya ia sudah dikalahkan oleh darah Anak Domba Allah.

4. Penutup

Sebagai orang percaya yang hidup dalam pemerintahan kerajaan Allah seharusnya kita semakin bersungguh-sungguh untuk memberitakan Injil agar semakin banyak jiwa yang dimenangkan dari cengkeraman iblis.

Jadi kerajaan seribu tahun harus dipandang sebagai sudah terjadi, sedang terjadi dan akan mencapai penggenapannya pada saat Yesus datang kembali.