Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Apakah Iman dapat Memaksa Tuhan?

Apakah iman dapat memaksa Tuhan. Kita sudah sangat akrab dengan kata-kata seperti "jadilah kepada mu seperti yang engkau percayai." Atau "jadilah menurut imanku"

Kalimat-kalimat tersebut seakan membuat sepertinya Tuhan harus melakukan sesuatu sesuai keyakinan seseorang tersebut.

Iman yang benar


Jika iman itu seolah-olah sebuah keyakinan yang dapat memaksa Tuhan, sehingga Tuhan seolah-olah menjadi tidak berdaya dan harus segera mewujudkan apa yang diyakini itu.

Baca Juga: 

Benarkah iman itu dapat memaksa Tuhan, sehingga Tuhan seakan menjadi tidak berdaya?

Mari pahami apa sebenarnya makna kalimat "jadilah kepadamu menurut iman mu".

Kalimat itu diucapkan langsung oleh Tuhan Yesus kepada dua orang buta yang meminta belas kasihan Nya. Matius 9:29.

Respon Yesus menanggapi dua orang buta tersebut Ia bertanya kepada mereka;

"Percayakah kamu, bahwa Aku dapat melakukannya". Matius 9:28.

Garis bawahi baik-baik pertanyaan yang Yesus katakan diatas, sebab pertanyaan itu adalah kunci untuk memahami apa yang Yesus katakan selanjutnya di ayat 29.

Jawab dua orang buta tadi atas pertanyaan Yesus adalah; "Ya Tuhan, kami percaya".

Lalu Yesus menjamah mata mereka sambil berkata: "Jadilah kepadamu menurut imanmu".

Iman seperti apa yang Yesus maksudkan disini?

Iman yang Yesus bicarakan disini adalah iman dari dua orang buta tersebut dimana mereka memiliki iman yang mempercayai Yesus sebagai pribadi yang sanggup atau mampu melakukan sesuatu yang mustahil termasuk mencelikan mata mereka yang buta.

Itulah sebabnya sebelumnya Yesus bertanya kepada mereka itu apakah mereka percaya bahwa Ia sanggup mencelikan mereka.

Kita harus memiliki iman bahwa Tuhan adalah Pribadi yang sanggup melakukan segala sesuatu sebab tidak ada satu perkara yang mustahil bagi Tuhan. Lukas 1:37; Kejadian 18:14. Namun kita juga harus punya iman bahwa Allah adalah Pribadi yang bebas menentukan kehendak Nya.

Ada saat dimana walaupun Dia sanggup melakukan segala sesuatu namun Dia tidak mau melakukan Nya. Perhatikan apa yang dicatat dalam 2 Korintus 12:6-9.

Iman yang benar seharusnya tidak hanya percaya pada kesanggupan Allah. Kita memang harus beriman bahwa Allah sanggup melakukan perkara-perkara yang mustahil, sebab Dia Tuhan, tetapi kalau sekiranya Tuhan tidak melakukan sesuatu yang ajaib yang kita yakini satu hal yang pasti bahwa Tuhan tentu akan memberikan Kuasa-Nya untuk menguatkan kita.

Lihatlah bagaimana Yesus bergumul di taman Getsemani, Yesus percaya bahwa tidak ada yang mustahil bagi Bapa untuk melepaskan diri Nya dari cawan yang harus Ia minum tetapi Yesus tetap menyerah pada kehendak Bapa.

Jadi jelas iman yang benar tidak dapat memaksa Tuhan. Iman yang benar bukan hanya percaya pada kesanggupan Allah tetapi juga penyerahan total pada otoritas dan kehendak Nya.

Kiranya iman kita terus bertumbuh.