Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sikap Ambisi yang negatif

 Untuk mencapai sesuatu yang diinginkan seseorang harus mempunyai keinginan atau hasrat yg kuat. 

Itulah yg biasa disebut dengan ambisi, yaitu keinginan atau kemauan yg keras untuk mendapatkan sesuatu.

Kata ambisi terkesan negatif walaupun tidak selalu demikian, tetapi tidak sedikit pula ambisi yang bersifat negatif.

Dalam Mrk 10:35-41 di ceritakan tentang Yakobus dan Yohanes yang adalah bagian dari orang-orang paling dekat dengan Yesus dari dua belas murid. 

Selain mereka ada juga satu murid lagi yang termasuk dekat dengan Yesus yaitu Petrus. 

Yakobus dan Yohanes karena merasa murid yg paling dekat dengan Gurunya maka mereka merasa paling pantas ada dalam kursi kehormatan, sehingga mereka cepat-cepat memesan posisi itu kepada Yesus (ayt 37).

Kita melihat bagaimana ambisi Yakobus dan Yohanes, tanpa disadari mereka telah jatuh dalam ambisi yg negatif.

Ambisi

Bagaimana kita dapat mendeteksi adanya ambisi negatif dalam diri kita?

1. Ambisi negatif membuat hilangnya kepekaan terhadap orang lain.

 Di ayat sebelumnya Mrk 10:33-34 Yesus baru saja mengungkapkan keadaan yg akan Dia hadapi.

Yaitu bagaimana Yesus akan dihadapkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli taurat untuk dijatuhi hukuman mati.

Namun ditengah situasi tersebut justru Yakobus dan Yohanes tanpa beban meminta kursi kehormatan. Mereka seakan tidak peduli dengan apa yang Yesus sedang rasakan.

Hal itu terjadi oleh karena mereka kehilangan kepekaan.

Hal itu seperti yg dikatakan Paulus bahwa ada orang-orang yang "perasaannya telah tumpul...(Ef 4:19)," akibatnya, mereka melakukan apa yang tidak pantas(Rm 1:28-31).

2. Ambisi negatif fokusnya selalu kepada diri sendiri.

Kembali kita melihat Yakobus dan Yohanes ketika meminta posisi sebelah kanan dan kiri (Mrk 10:37).

Posisi kanan dan kiri adalah posisi kehormatan dan kekuasaan. 

Mereka tidak peduli apakah permintaan mereka itu tepat dengan pikiran Yesus atau tidak. 

Jadi intinya mereka ingin terhormat dan memegang kekuasaan. 

3. Ambisi negatif membuat seseorang suka memaksakan kehendaknya. 

Perhatikan ayt 35; Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami! 

Ada nada memerintah dalam kalimat itu.

Hal itu karena mereka tidak dapat mengontrol lagi keinginan yang ada di hati mereka.

Mereka berpikir bahwa kehendak mereka harus terlaksana dan Yesus harus penuhi keinginan mereka.

4. Ambisi negatif membuat seseorang kehilangan akal sehat. 

Dalam ayt 38 Yesus menanggapi permintaan Yakobus dan Yohanes, kata Yesus;

 "...Kamu tidak tahu apa yang kamu minta."

Bagaimana mungkin ada seseorang yang tidak tahu dengan permintaannya sendiri.

Hal itu terjadi oleh karena mereka tidak mengerti dan memahami apa yang sebenarnya menjadi kehendak Tuhan.

Hal demikian juga terjadi ketika seseorang telah kehilangan pertimbangan.

Sehingga keputusan yang diambil hanya didominasi oleh keinginan sehingga nalar dan pikiran tidak berjalan.

5. Ambisi negatif membuat seseorang dapat menghalalkan segala macam cara.

Dalam kondisi kronis ambisi negatif dapat membutakan hati nurani.

Ini ada titik klimaks yang perlu diwaspadai karena ketika nalar dan logika tidak jalan itulah yang dapat membuat seseorang melakukan apa saja.

Yang penting bagi mereka adalah bagaimana mereka dapat meraih segala ambisinya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehormatan dan kekuasaan dapat membawa seseorang terjebak dalam ambisi negatif.

Bukan berarti kita sama sekali tidak boleh berharap ada pada posisi kehormatan dan kekuasaan.

mengenai hal itu Yesus menjelaskan bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan memandang kehormatan dan kekuasaan itu.

Disebutkan dalam (Mrk 10:42) bahwa Kekuasaan sering disalah gunakan oleh dunia ini.

Mereka menggunakan kekuasaan untuk memerintah paksa orang-orang yg ada dibawahnya dan memaksakan kehendaknya untuk memuaskan keinginannya. 

Itulah para penguasa tangan besi.

Yesus menolak model kekuasaan demikian itu.

Tidaklah demikian di antara orang yang menjadi murid Kristus.

Menurut Yesus kekuasaan bukanlah alat untuk memerintah paksa dan menindas mereka yang ada dibawah apalagi untuk mendapatkan keuntungan.

Kekuasaan adalah tempat untuk seseorang belajar menjadi orang yang dapat memberi manfaat lebih.

Dalam Markus 10:43 Yesus berkata; "Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya."

Mereka yg ingin mendapatkan kekuasaan dan kehormatan harus bersedia menjadi pelayan bukan juragan.

 Pelayan adalah pesuruh atau abdi. 

Dia harus rela menjadi hamba atau suruhan bukan majikan.

Disitulah sebenarnya letak sebuah kehormatan bagi orang percaya.

Mengapa demikian karena itulah yg dilakukan oleh Tuhan Yesus (ayt 45).

Adakah kita memiliki ambisi demikian? Yaitu ambisi untuk menjadi pelayan atau abdi, yaitu seorang hamba yang mau melayani?

Sebagai seorang hamba hanya memiliki satu ambisi untuk selalu berkata Siap Tuhan, ini aku.

Jika Yesus saja rela merendahkan diri dan terhina sebagai hamba yg menderita, masakan kita tidak?

Aplikasi

1. Adakah kekuatan atau keinginan yang sering kali membuat kita kehilangan kepekaan dengan sekeliling kita?

2. Apakah yang menjadi fokus utama dari setiap yang kita ingin raih, apakah kita telah mempertimbangkan matang-matang dan apakah manfaatnya bagi sesama?

3. Apakah yang membuat kita merasa terhormat, apakah kekuasaan dan jabatan dan apakah kita merasa terhina jika kita harus menjadi pelayan bagi sesama?

Kiranya kita tidak terjebak dalam ambisi-ambisi negatif.